Menghemat Listrik di Dapur



Hampir semua rumah memiliki dapur. Tidak banyak yang sadar, hemat energi bisa di mulai dari area ini. Seperti apa? 

Tanpa kita sadari pemakaian listrik dan perangkat listrik di rumah cukup memboroskan energi. Dalam jangka panjang bahkan disebut-sebut turut menyumbang terhadap pemanasan global. Penghematan energi di rumah bisa dengan banyak cara. Misalnya, pastikan setiap sudut rumah mendapatkan cahaya yang cukup sepanjang hari sehingga tidak perlu menyalakan lampu, bila belum waktunya.

Penghematan listrik memang bukan lagi anjuran belaka tapi sudah keharusan. Apalagi pemerintah sudah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) tentang penghematan energi. Melalui Inpres itu, siapapun harus mulai menghemat energi dalam bentuk apa pun, termasuk penggunaan di dalam rumah. 

Bahkan pemerintah secara resmi akan melakukan Gerakan penghematan energi nasional akan berlaku serentak pada 1 Juni 2012 mendatang. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan berpidato terkait penghematan energi, termasuk bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, pada 23 Mei 2012.

Salah satu yang bisa dilakukan di rumah adalah menghemat listrik pada area dapur. Selama ini dapur merupakan ruang pengolahan bahan makanan yang digunakan setiap hari. Semua penghuni rumah juga biasa menggunakan perangkat yang ada di dapur. Di dapur pengolahan bahan makanan tersebut memerlukan air, api, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya. 

Secara umum, bisa dikatakan kebutuhan energi terbanyak di rumah sebenarnya ada di dapur. Bisa dibayangkan, tepat dalam penggunaan peralatan, sumber daya, dan bahan bakar dapat menghemat energi dan biaya di rumah. 

Sebenarnya banyak hal sederhana yang bisa dilakukan. Misalnya tahukah Anda, mematikan oven atau kompor sebelum masakan benar-benar matang sebenarnya menghemat energi? Sederhana sebenarnya, cara ini berarti membiarkan sisa panas yang masih “menempel” pada wajan atau panci sebelum melanjutkan proses pematangan masakan Anda. 

Selain itu, jika memanaskan makanan, tidak perlu menggunakan microwave melainkan kompor saja. Pemanasan dengan kompor lebih hemat dibandingkan microwave. Selain itu masih banyak cara yang bisa dilakukan. Bisa disimak langkah-langkah berikut. 

Secara umum, ada empat hal yang bisa dilakukan. Satu, optimalkan sinar matahari. Pastikan area dapur memiliki bukaan ventilasi berupa jendela, minimal sebesar 20% dari luas lantai. Pemanfaatan cahaya matahari yang optimal dapat menghemat energi karena meminimalisir penggunaan lampu, terutama di siang hari.

Ada baiknya dapur juga memiliki pencahayaan buatan yang cukup terang untuk malam hari. Penerangan buatan harus memadai (tidak redup dan tidak silau) untuk melakukan setiap pekerjaan dan melihat perubahan warna makanan. Sinar yang terlalu redup atau terang dapat menyebabkan mata tegang dan lelah. Sebaiknya gunakan lampu neon atau fluorescent agar hemat energi.

Dua, cara dan lat memasak. Pada saat memasak, tutuplah panci/penggorengan untuk mencegah hilangnya panas yang dihasilkan oleh api. Bila panas terbuang maka bahan bakar yang dipakai juga akan semakin boros dan makanan lebih lama matangnya. 

Saat ini di pasaran banyak dijual peralatan memasak yang multifungsi. Gunakan peralatan tersebut untuk memasak beberapa masakan sekaligus. Misalnya, pada saat menanak nasi bisa digunakan juga untuk mengukus sayuran atau menghangatkan lauk. Dengan demikian energi yang dipakai terfokus pada satu alat masak. 

Gunakan juga peralatan masak yang berbahan dasar tebal dan keras. Sebut saja teflon. Gunanya pendistribusian panas lebih efisien dan masakan lebih cepat matang. Jika memungkinkan bisa digunakan panci tekanan tinggi karena panci jenis ini benar-benar menghemat bahan bakar dan waktu memasak. 

Panci biasa memerlukan waktu kurang lebih 30 menit untuk merebus daging merah. Sedangkan dengan panci tekanan tinggi, untuk merebus daging merah hanya diperlukan waktu lebih kurang 15 menit. 

Tiga, penggunaan kompor gas. Bersihkan kompor gas anda setelah masak. Selain membuat dapur anda kelihatan bersih juga membuat nyala kompor anda tetap bagus. 

Agar lebih hemat, permukaan bagian bawah wajan atau panci menutupi seluruh coil kompor atau nyala api kompor. Karena bila nyala api terlihat dari permukaan sisi bawah atau samping wajan atau panci, berarti terjadi pemborosan energi. Penyebabnya pendistribusian panas menjadi tidak efisien. Untuk itu gunakan wajan atau panci yang diameternya lebih besar daripada diameter coil kompor. 

Empat, lemari es. Tahukah Anda menurut EECCHI (Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia), sebuah lembaga yang berada di bawah Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral yang bertujuan untuk mempromosikan efisiensi energi di Indonesia, bila mampu menghemat listrik lemari es. Maka potensi hemat Rp45.000/bulan. 

Atur suhu ideal lemari es pada 2 – 4 derajat Celcius. Atur suhu freezer pada suhu ideal -17 sampai -15 derajat Celcius. Lemari es yang sudah tua sebaiknya diganti. Dalam 10 tahun, lemari es mengalami peningkatan efisiensi sebesar 75%.

Pastikan juga lemari pendingin tidak penuh sesak oleh makanan. Lemari pendingin yang terlalu penuh menyebabkannya bekerja lebih keras sehingga daya listriknya juga akan boros. 

Seperti halnya aturan penggunaan lemari es, jangan biasakan terlalu sering membuka-tutup pintu lemari pendingin. Meskipun tampak sepele, hal ini berpengaruh pada pemakaian energi listrik. Lemari pendingin yang sering dibuka-tutup mengharuskan ia bekerja lebih keras untuk mendinginkan kembali temperatur di dalam lemari es. Kurangi frekuensi membuka pintu lemari es karena hampir 7% energi terbuang kalau pintu dibuka terlalu sering atau lama. 

Jangan lupa peletakan lemari pendingin berdekatan dengan kompor dan oven. Perbedaan temperatur yang ekstrim dapat mengurangi efesiensi kerja setiap alat sehingga daya yang dibutuhkan akan lebih besar. Hindarkan juga lemari pendingin dari cahaya matahari langsung.

Tips tambahan, jika memiliki mesin pencuci piring (dishwasher), sebaiknya tunggu hingga dishwasher terisi penuh. Bila mencuci hanya sedikit, tidak perlu menggunakan mesin ini. Selain boros energi listrik, juga boros pemakaian air. 

Tidak sulit bukan? Memang perlu ada keinginan lebih untuk hal-hal yang baik termasuk upaya penghematan energi. Selain tekad, sosialisasi ke masyarakat untuk penghematan energi juga sangat penting. Tanpa keseriusan dari pemerintah, gerakan hemat energi akan sia-sia. Walaupun dari area terkecil, misalnya dapur tadi. Silakan mencoba.
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Engineering House - All Rights Reserved