Cara Membuat Anggaran / Budget Proyek (Bagian ke-2)

Dalam tulisan sebelumnya telah saya uraikan hal-hal yang harus dilakukan sebelum mulai menyusun anggaran (budget) proyek, yaitu :
  • Mempelajari dokumen kontrak secara seksama dan memahami scope of work atau pembagian tanggung jawab antara kontraktor dan pemilik proyek (owner).
  • Membuat work breakdown structure (WBS) dari proyek yang akan dikerjakan.
  • Menyusun struktur organisasi dari team yang akan diterjunkan untuk menangani proyek.
  • Menentukan cost breakdown structure (CBS) dari anggaran yang akan disusun.

Dalam menyampaikan cara penyusunan anggaran proyek ini, saya akan mengambil studi kasus proyek pembangunan PLTU Banjarmasin (Asam Asam) Unit-1 dan 2 2×65 MW di Kalimantan Selatan. Dalam proyek tersebut perusahaan tempat saya bekerja, PT Truba Jurong Engineering, mendapatkan kontrak pekerjaan konstruksi paket Boiler dari Mitsui Engineering and Shipbuilding. Selama 2 tahun saya mendapat penugasan dalam proyek tersebut.

Work breakdown structure dari proyek konstruksi Boiler PLTU Asam Asam dapat diuraikan menjadi pekerjaan-pekerjaan sbb :

  • WBS-01 Boiler House Steel Structure
  • WBS-02 Boiler Pressure Parts
  • WBS-03 Auxiliary Equpments
  • WBS-04 Ducting and Raw Coal Silo
  • WBS-05 Boiler Piping
  • WBS-06 Electrostatic Precipitator
  • WBS-07 Chimney
  • WBS-08 Electrical & Control Instruments
  • WBS-09 Insulation & Refractory
  • WBS-10 Painting
  • WBS-11 Material Handling
  • WBS-12 Site Management

Perlu diketahui bahwa dalam anggaran proyek dikenal apa yang namanya biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).

Direct cost adalah biaya untuk pengadaan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang menghasilkan progress secara langsung. Contohnya adalah biaya yang diperlukan untuk menggaji fitter dan tukang las, untuk pembelian kawat dan sewa mesin las yang dipakai untuk pekerjaan pemasangan pipa main steam yang menghubungkan boiler dan steam turbune.

Sementara indirect cost adalah biaya yang diperlukan untuk pengadaan sumber daya bagi aktivitas proyek yang tidak langsung menghasilkan progress. Contohnya adalah gaji untuk staff bagian Keuangan. Meskipun tanpa staff bagian Keuangan aktivitas proyek tidak akan bisa berjalan, tetapi segala aktivitasnya tidak pernah diperhitungkan dalam perhitungan progress proyek.

Singkat kata direct cost adalah biaya untuk aktivitas yang langsung menghasilkan progress, sementara indirect cost adalah biaya untuk aktivitas yang bersifat mendukung pekerjaan-pekerjaan penghasil progress.

Team yang memiliki budget direct cost biasa dikenal dengan production atau construction team. Sementara lainnya dikenal sebagai supporting team. Dari uraian WBS di atas, WBS-01 sampai WBS-11 adalah construction team. Sedangkan supporting team yang dikumpulkan dalam WBS-12 biasanya terdiri atas seksi-seksi : project planing & control, quality control, safety, finance & inventory, purchasing dan personalia (HRD). Jika digambarkan dalam struktur organisasi, maka akan didapatkan bagan sbb :



Langkah selanjutnya adalah menentukan cost breakdown structure (CBS) dari anggaran yang akan disusun. Setelah mempelajari kontrak dengan seksama, diputuskan untuk membuat budget dengan pos-pos anggaran sbb :
  • Direct dan Indirect Labor
  • Contractor Staff
  •  Construction Equipments
  • Tools
  • Consumables
  • Sub Contracting Cost
  • Mobilization & Demobilization
  • Temporary Facilities
  • Site Operation Cost

Kini kita pun siap untuk mulai menyusun anggaran proyek. Pada umumnya penyusunan budget proyek dilakukan atas dasar data-data performance dari proyek sebelumnya. Untuk itu team penyusun budget sebaiknya memiliki pengalaman sudah pernah mengelola proyek.
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Engineering House - All Rights Reserved