Perencanaan Kabel Instalasi Listrik

1. Kuat Arus Listrik 
Kuat arus listrik merupakan objek yang menjadi pokok permasalahan dalam perancangan kabel instalasi listrik. Untuk menhitung kuat arus listrik yag melewati kabel, perlu dibedakan antara instalasi fase satu dan fase tiga.
  • Instalasi fase satu
Rumus yang digunakan untuk menghitung kuat arus listrik untuk instalasi fase satu adalah :



Dimana :
I = Kuat arus listrik maksimum yang boleh dilewati (ampere)
P = Daya beban terpasang (watt)
E = Tegangan terpasang (volt)
 
 
  • Instalasi fase tiga
Rumus yang digunakan untuk menghitung kuat arus listrik untuk instalasi fase tiga adalah :



Dimana :
I = Luat arus listrik maksimum yag boleh dilewati (ampere)
P = Daya beban terpasang (watt)
E = Tegangan terpasang

L = Panjang kabel (meter)

2. Luas Penampang Kabel Instalasi Listrik 
Untuk menentukan kabel yang paling cocok digunakan adalah dengan menghitung luas penampang kabel instalasi listrik.
  • Instalasi fase satu

 dimana :
A = Luas penampang minimum kabel (mm)
L = Panjang kabel (m)
I = Kuat arus yang melewati kabel (A)
(ohm meter)

  • Instalasi fase tiga

Dimana :
A = Luas penampang minimum kabel (mm)
L = Panjang kabel (m)
I = Kuat arus yang melewati kabel (A)
(ohm meter)



3. Peralatan Instalasi
Benda isolasi (Isolator) : digunakan untuk menutupi hantaran listrik agar aman.

Pipa instalasi : Pipa instalasi dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu pipa baja, pipa PVC, dan pipa fleksibel, masing-masing memiliki karakteristik dan keunggulan sendiri-sendiri.
Benda bantu : Ada bayak macam benda bantu yang digunakan dalam instalasi listrik seperti kotak sambung, kotak normal, kotak, sentral, kotak banula, dan kotak rangkaian ganda.
Saklar : saklar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik.
Hantaran : hantaran atau kabel menurut fungsinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu, Hantaran fase, hantaran netral, hantaran ground/pengaman.
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Engineering House - All Rights Reserved